Posted by :
Robbi Syahputra
Kamis, 13 Februari 2014
Menyaksikan karya seni atau membuat karya seni, khususnya seni rupa, memerlukan kepekaan persepsi terutama yang berhubungan dengan masalah keindahan atau disebut estetik atau disebut the sense of beauty. Ada tiga cara yang umum untuk melatih kepekaan persepsi penglihatan. Pertama dengan latihan melihat langsung berbagai jenis karya seni rupa. Kedua dengan cara latihan membuat langsung karya seni rupa. Ketiga, dengan membaca ulasan atau keterangan mengenai seni rupa.
Pada umumnya orang yang melihat langsung karya seni akan mudah mencerna jika karya seni rupa itu wujudnya realis. Artinya, karya seni rupa itu menggambarkan secara nyata tentang kondisi sesungguhnya dari suatu kenyataan. Namun apabila karya seni rupa itu tampilan wujudnya bukan realis atau bukan mengungkapkan kondisi sesungguhnya dari suatu kenyataan, maka secara umum orang akan mulai merasa tidak dapat puas menikmatinya. Kenapa hal itu dapat terjadi? Hal ini dapat dikiaskan sebagai orang yang belum ‘melek huruf’ lalu disuruh membaca sebuah kata atau kalimat. Orang tersebut tidak dapat mengetahui makna bentuk huruf atau rangkaian huruf yang membentuk kata, atau rangkaian kata yang membentuk kalimat. Begitu pula orang yang pertama kali mendengarkan percakapan bahasa asing tentu apa yang didengarnya hanya merupakan bunyi yang keluar dari orang yang bercakap tanpa diketahui maknanya.
Untuk mengetahui dan dapat memahami karya seni rupa yang nampaknya ‘asing’ karena wujudnya tidak menampilkan kenyataan yang sudah dikenal baik, seseorang perlu mengetahui ‘bahasa’ rupa dan propertinya. Bahasa rupa itu disebut unsur-unsur seni rupa dan prinsip pengorganisasiannya. Namun demikian, hal ini belumlah cukup sebab bahasa rupa itu dipahami bukan dengan pengertian nalar atau logika, tetapi dapat dipahami dengan kehalusan perasaan yang berhubungan dengan the sense of beauty.
Kepekaan estetik ini sangat penting, terutama bagi orang yang berprofesi dalam bidang seni, karena kepekaan estetik merupakan hal pokok dalam dunia seni. Bagi masyarakat umum juga penting karena hakekat menjadi manusia salah satunya memiliki kebutuhan untuk menikmati keindahan, baik yang ada di alam maupun buatan manusia.
Kepekaan estetik tidak mudah didapat, maksudnya tidak secepat menghafal sebuah rumus-rumus kimia atau matematik atau perbendaharaan kata. Kepekaan didapat dengan mengasahnya setiap saat.
Orang yang hidup di lingkungan masyarakat seni akan lebih cepat memiliki kepekaan estetik dibanding yang tinggal terpencil dari pusat budaya dan seni. Namun demikian, setiap orang memilikinya, karena hal ini telah ada dan dibawa sejak lahir. Selain itu kenyataan telah membuktikan, bahwa masyarakat yang masih terbelakang pun dalam peradaban ini dapat menghasilkan karya seni. Berarti secara naluriah manusia memang membutuhkan seni dalam kehidupannya. Dalam mengasah kepekaan estetik tersebut, dalam seni rupa dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu secara produktif melalui praktek, apresiatif melalui kegiatan analisis karya seni rupa baik langsung maupun melalui mediator, dan melalui alat bantu visual,seperti buku, slide, foto reproduksi dan sebagainya.